Welcome to our website !

Tentang Sesuatu

Segalau apapun, pasti tetap tentang sesuatu, entah Tempat atau Teman, entah Pendapat atau Pengalaman.

kenapa (g)adis tidak suka bersolek?

By Sabtu, November 17, 2012


Make-up alias dandan sepertinya adalah bagian tidak terpisahkan dari kehidupan seorang perempuan, masalahnya adalah, saya samasekali tidak meminati hal itu. Oke, saya punya bedak, mascara, body lotion, pemakai setia conditioner, tapi dandan disini adalah sikap yang benar-benar mempedulikan penampilan, yang biasanya ditambah dengan kebiasaan ‘modis’ :) Saya merasa saya samasekali tidak modis, dan tentang dandan? Jangan tanya. Kecuali conditioner, semua produk bisa bertahan lebih dari satu tahun. Jangan heran, jika saya hampir tidak pernah menggunakan jaket ditengah terik surabaya, saya lebih menderita hidup tanpa minyak kayu putih dibandingkan tanpa parfum, saya selalu rajin memotong rambut sebulan sekali, dan kenaikan berat badan adalah hal terakhir yang saya pikirkan saat ingin melahap makanan enak :) itu saya ^^ tumpukan sikap-sikap cuek yang mengalir, melupakan paradigma dunia yang terus berteriak 'cantik itu putih, wangi, berambut panjang, dan kurus'

Ada banyak yang mempertanyakan kebiasaan cuek saya tentang ini.
So, semoga ini jadi jawaban..

pertama, saya tipe yang sangat menghargai ketepatan waktu, sebisa mungkin saya akan mengusahakan itu. Masalahnya adalah saya bertemu dengan satu-dua orang yang hampir selalu terlambat dan terburu-buru ke suatu acara karena begitu banyaknya goresan make-up diwajah, dari eye liner, eyes shadow, blush on, dan sebagainya. Ini satu alasan utama, kenapa saya sejauh ini tidak berminat alias enggan untuk menjadi tipe yang gandrung dandan.
kedua, ini tentang pengeluaran. Saya bukan mahasiswi dengan jatah bulanan yang melimpah, dan jika harus memilih jelas saya lebih suka membeli makanan enak daripada berbagai perlengkapan make-up :) saya pernah mengenal satu-dua orang yang demi membeli make-up etude dan pakaian zara, harus menyiksa diri makan mie instan dan susu sereal setiap hari -_- penderitaan berkepanjangan untuk penampilan
ketiga, saya belum menemukan alasan untuk siapa saya perlu menjadi cantik. entah dari mana, saya punya pemikiran semacam ini: jika saya mengusahakan cantik sedemikian ketika saya berstatus ‘sendiri’ saya agak khawatir nantinya seorang pemuda jatuh hati karena wajah saya, bukan PD sih, tapi itu nature lelaki yang lemah di mata, bukan begitu? lagipula saya hanya berharap pemuda yang jatuh cinta pada saya adalah orang yang sama yang akan menghabiskan puluhan tahunnya bersama saya, which mean, dia akan melihat rambut singa saya saat bangun tidur dan wajah kusam pagi hari. Jaminan bahwa dia akan tetap menerima saya bagaimana buruknya penampilan saya nantinya ketika keriput dan beruban, dimulai dengan titik awal alasan jatuh cinta itu, tentang karakter dan bukan penampilan saya.

Saya akan mulai belajar lebih ‘mawas’ terhadap penampilan saat saya benar-benar tau saya sudah cukup mahir dalam memanage waktu (alasan poin 1) dan ketika ada cukup budget untuk itu (alasan poin 2), tapi terutama adalah ketika saya sudah memiliki seseorang secara khusus yang membuat saya selalu ingin tampil lebih baik untuk dia, untuk keluarganya, untuk teman-temannya :) ya, tidak jauh berbeda dengan seorang istri yang berusaha terus menghidangkan masakan nikmat, agar suami mendapat pujian ‘kamu beruntung punya istri semacam dia’ :’)

saya rasa, besar kemungkinan tidak hanya saya yang berpikir seperti ini :) pasti ada gadis lain yang juga berpikir hal yang sama ^^ 

You Might Also Like

0 komentar

wanna say something? ^^