Media dan Nasionalisme Sederhana
Sudah fakta lawas bahwa menjadi guru bukanlah hal mudah, tapi
harus diakui menjadi guru Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tantangan khas
tersendiri. Berdiri menjelaskan tentang Negara di hadapan para siswa yang
mungkin sudah bosan dengan berbagai kabar buruk tentang Indonesia, samasekali
tak mudah. Suatu kali saya membuat sebuah kuis di kelas, lalu di pertanyaan
terakhir saya sisipkan satu perintah: "tuliskan tiga hal yang kamu kagumi dari
Indonesia." Serentak saya dihujani berbagai protes. Dengan nada mengeluh
para siswa kebingungan mencari apa yang baik yang bisa dibanggakan di negeri
ini? Kebingungan ini agaknya beralasan, sebab berita terlalu berisik dengan
carut marut politik. Kejadian ini membuat saya berpikir:
sungguhkah mereka tidak tahu betapa banyaknya hal cantik dan menarik di Bumi Pertiwi?
sungguhkah mereka tidak tahu betapa banyaknya hal cantik dan menarik di Bumi Pertiwi?
Hal ideal selalu terbentur dengan pesimistis pikiran, namun
tantangan kadang sinonim dengan peluang. Sejak saat itu saya bertekad
memanfaatkan status sebagai tenaga pendidik untuk beraksi, didukung oleh
kemajuan teknologi yang sayang jika tak dimanfaatkan. Saat pembahasan sampai
pada topik globalisasi, terpikirkan oleh saya sebuah rencana aksi yang sedikit
banyak akan membuat mereka paham tentang hal indah dari Indonesia. Tetap
berbalut dengan pelajaran PKN, saya mencoba mengintegrasikan kemampuan
penguasaan teknologi informasi dan komunikasi khas globalisasi dengan kecintaan
akan negeri.
Proyek ini saya namakan: Promote Indonesia. Bukan nama yang unik apalagi bombastis, tapi ada
niat tulus di baliknya. Jangan kira penerimaan siswa akan hal ini berjalan
mulus, banyak juga keluhan yang menghampiri meja saya. Bagaimanapun menyerah
pada kemalasan atau komentar negatif tak akan memperbaiki keadaan. Saya sepenuhnya
sadar bahwa kebanyakan siswa melakukan ini bukan karena sungguh mencintai
Indonesia, tidak lain karena tuntutan dan keinginan akan nilai yang memuaskan.
Tapi tak apa, setidaknya dengan tugas ini mereka 'terpaksa' mencari informasi
tentang surga-surga terpencil dan keunikan kuliner di Indonesia.
Screenshot salah satu tweet siswa - dokumen pribadi |
Melalui ini saya harap mereka sejenak beralih fokus dari
pemberitaan negatif menuju fokus akan banyak hal yang bisa dibanggakan dari
negeri yang gemah ripah loh jinawi ini. Kegiatan ini sangat sederhana pada
dasarnya, memberikan kewajiban para siswa memanfaatkan jejaring sosial
untuk membagikan tentang hal positif dari Indonesia. Pilihan jejaring yang saya
tawarkan adalah Instagram dan Twitter, mengingat penggunaan tagar lebih efektif
dalam penyebarluasan isi pikiran. Aksi kerja sama Guru PKN bersama 76 siswa SMP untuk
mempromosikan Indonesia ini berlangsung dua minggu, dengan topik wisata di
minggu pertama dan kuliner di minggu kedua.
screenshot karya siswa di instagram - dokumen pribadi |
Teknologi komunikasi informasi memang tak kebal dari celah kriminal dan penyalahgunaan, namun di jalur yang tepat, dengan strategi tertata, dan pastinya kesungguhan yang bersih, maka manfaat akan dapat diraih.
Tindakan ini adalah cara saya memanfaatkan 'hegemoni' sebagai
guru menggerakan siswa untuk ambil tindakan! Dampaknya adalah para siswa
belajar menggunakan jejaring sosial untuk hal yang berguna, membuat mereka
mencari tahu tentang negerinya yang begitu indah, serta membagikan opini atau
informasi positif tentang Indonesia kepada para penghuni dunia maya lainnya. Aksi kecil lebih baik daripada tidak bertindak
samasekali, aksi bersama lebih ampuh daripada aksi seorang diri. Hanya berupa tweet
atau share foto di instagram, tak
masalah. Itu lebih baik daripada hanya mengkritik dan tidak berbuat apa-apa.
Bukan begitu?
Salam dari kelas PKN.
0 komentar
wanna say something? ^^