Sore yang (sempat) Muram
Sudah sore, ini saatnya aku membangunkanmu. Lalu kamu datang dengan nada tak seramah biasanya. "Tidurku ga nyenyak" begitu katamu. Setelah kutanya, terungkaplah bahwa 'dia' yang kita rindukan telah mencuri lelapmu. Kamu berpikir soal strategi kali ini, sebuah logika dalam memilih.
Tahukah kamu?
Ada perasaan sedih padaku, selalu sedih, setiap kali ada hal yang mencuri senyummu. Tapi di balik gusarmu, tersirat banggaku. Sebuah kebanggaan terhadap pria yang serius memikirkan masa depan dan sebuah kebanggaan besar karena bisa menemanimu di masa sekarang.
Dia yang adalah benda penting kelak bagi keluarga, dia yang tidak bisa berpindah tapi mengharuskan kita untuk berpindah (mungkin) menjauh dari Surabaya -kota kecintaan kita berdua.
Hidup ini memang begitu sayang, tidak selalu kenyataan mengangguk setuju pada rencana. Pun Tuhan kadang berkata tidak, alih-alih jahat itu murni karena Dia siapkan yang lebih baik. Iya, hidup kadang seberantakan itu, memporakporandakan kedamaian dimulai dari sebuah tidur siang. Aku di sini bukan untuk merapikannya, aku memastikan bahwa api asamu masih menyala.
Sayang.. Ketahuilah setiap kali kamu datang dengan keluhan, ada secuil hatiku mengasihani diri sendiri. Bukan, samasekali bukan mengeluh karena keberadaanmu. Justru atas fakta bahwa aku tak banyak membantu, saranku juga kadang tak ampuh. Hanya terus berharap hal sederhana semacam surat terbuka ini ada maknanya.
Sediaku hanyalah selalu meminjamkan telinga. Siagaku itu tentang baris doa.
Tak ada hidup nihil masalah, tapi selama kamu mau mencoba maka aku tidak akan kemana-mana. Aku akan tetap ada mendukungmu pula menyemangatimu, sayang.
Kalimat-kalimat indah di alkitab bisa kamu baca sendiri untuk menguatkan imanmu, tapi toh aku selalu ingin mencoba mengembalikanmu pada pengharapan yang sempurna. Kata semangatpun kadang tak berdaya, tapi toh tetap aku ucap semata agar kamu ingat bahwa itulah kewajiban kita. Tetap SEMANGAT.
Semangat itu tentang kemampuan tersenyum dan berbisik "Tuhan aku percaya." Semangat itu juga soal berkata "oke memang sulit, tapi aku akan mencoba."
Boleh prihatin, sejenak menggugah ketidakmampuan diri. Tapi lakukan itu sebentar saja ya sayang, lalu kembalikan seri indah muka tampanmu. Jangan bermuram karena masa depan kita tak suram. Jangan ciut bahagia, ini hanya tentang "BELUM" dan bukan kata "TIDAK BISA". Dan kuatlah besarkan jiwa! Karena tanpa disadari kamu punya dua otak, empat mata, empat tangan, dan empat kaki.. kala berjuang.
Terpenting, kamu punya dua puluh jari tangan untuk melipat tangan memohon belas kasih pada sang Pencipta besar. Mungkin tambahan jari itu akan mempercepat doa kita sampai padaNya. Kalaupun tidak, berarti tambahan imanlah yang sedang darurat kita butuhkan. Apapun itu, semangat selalu PERLU!!
Jadiii... Sudah bisa tersenyumkah kamu petang ini?
"Orang yang bersemangat DAPAT MENANGGUNG penderitaannya, ..." (Amsal 18:14a)
0 komentar
wanna say something? ^^