semester 7
kata orang itu adalah semester yang sangat sangat berat.
kata orang akan ada banyak hal (buruk) yang terjadi diluar dugaan.
kata orang kamu akan menemukan banyak alasan untuk menyerah
ya, itu semua kata orang tentang semester 7. dan aku? tidak, aku mendapatkan mungkin yang lebih buruk.
ini semester dimana aku menjadi sangat rapuh.
dan kalau orang menilai itu karena tuntutan kuliah, terkhusus skripsi, itu salah.
karena jika memang ingin rapuh mungkin saat semester empat dan lima, saat jumlah tugas melebihi jumlah hari dalam seminggu.
adapula yang menilai aku takut jaminan masa depan setelah kepergian papaku, dan kenyataannya itu tidak pernah benar-benar menggelisahkan hati. cukup yakin bahwa aku tidak akan kelaparan.
satu hal yang membuat aku begitu rapuh adalah kenyataan bahwa aku sendirian. itu saja.
memang, ada banyak teman dan sahabat yang mendukung. tapi mereka, yang paling berharga dihidupku justru seakan tutup mata dan menilai aku cukup kuat untuk menghadapi tekanan semester ini sendirian.
keluarga ku? kemana kalian? mungkin kesedihan akibat perginya papa terlalu mendalam dan melupakan bahwa masih ada aku yang butuh dukungan :(
hal yang sangat berat dan hal buruk diluar dugaan, itu jelas terjadi, dan jelas menuju ke premis ketiga, itu semua jadi alasan untuk menyerah.
dan saat terdiam, saat berbagi dengan dua teman yang kuanggap cukup dewasa untuk memberi masukan yang berhikmat, aku tersadar sesuatu:
mungkin inilah waktu, satu kali semester tujuh, dimana menjadi momen untuk satu langkah lebih kuat, satu tahap lebih bijak. tidak mudah, aku tahu itu. kenyataannya yang membutuhkan dukungan bukan saja aku, tapi kakak perempuan dan mama pun tidak kalah butuh untuk dikuatkan. dan siapa lagi jika bukan aku?
dua orang yang berbeda, dalam waktu yang berbeda, sama-sama mengingatkan tentang ini. sepertinya Tuhan ingin menegaskan. awalnya merasa aku paling kecil disini, dan kenapa harus aku yang menguatkan mereka? merekalah yang bertanggungjawab hal itu padaku. namun, kasih yang sebenarnya tidak demikian. harus lebih kuat untuk menguatkan dan harus lebih bijak untuk dapat meresponi semua yang terjadi.
pasti ada alasan mengapa ini terjadi di semester tujuh, walaupun tidak utuh memahaminya, tapi salah satunya adalah setidaknya Tuhan telah persiapkan di enam semester sebelumnya. dan dengan mengingat betapa penyertaanNya luar biasa di enam semester yang telah berlalu dan sepanjang hidupku, pada akhirnya menyerah tidak lagi menjadi sebuah pilihan :')
0 komentar
wanna say something? ^^