Welcome to our website !

Tentang Sesuatu

Segalau apapun, pasti tetap tentang sesuatu, entah Tempat atau Teman, entah Pendapat atau Pengalaman.

Pak Supir Angkot yang Baik

By Senin, September 15, 2014

Entah sudah berapa banyak angkutan umum yang saya 'nikmati' selama di surabaya. dan sudah banyak sekali hal berharga yang saya temukan di jalan raya di tengah lampu merah saat duduk di bemo yang punya banyak pilihan warna.

 

Di tengah terik surabaya seorang supir dari angkot E yang saya tumpangi, membisikan kebenaran bahwa "kebaikan adalah bahasa universal manusia"

 


Awalnya saya terkesan dengan bagaimana dia bersedia menurunkan penumpang usia baya di sisi kanan jalan mengingat ibu tersebut memang menuju ke tempat yang ada di kanan jalan. Hal ini saya anggap kebaikan signifikan karena saya pernah meminta hal serupa dulu, dan supir angkot saat itu justru menolak dengan judesnya.

 

Masih dengan supir yang sama, seorang penumpang salah naik angkot. Di tengah perjalanan obrolan singkat membuat ibu berkerudung merah tua itu menyadari bahwa angkot yang dia tumpangi tidak mengarah ke tempat yang dia tuju. Tanpa diminta mas supir angkot yang memang belum terlalu tua itu menurunkan ibu tersebut di depan angkot yang seharusnya.

 

Pikir saya kenapa repot? Cukup turunkan di tempat lalu beri tahu apa angkot yang benar, sudah cukup. Lagi-lagi saya menangkap sebuah kualitas karakter di balik kaos lusuhnya. Puncaknya, kebaikan paling mengesankan adalah ketika di lampu merah depan RS Husada Utama, angkotnya berjejeran dengan angkot E lain. Percakapan singkat antara dua supir tersebut bukan sebagai dua orang yang berebut penumpang tapi sesama supir sepenanggungan.

 

Angkot tersebut hanya berisi satu penumpang, berbeda dengan angkot yang saya naiki, yaitu dengan 4 penumpang di dalamnya. Tiba-tiba dua perempuan hendak naik dab bergabung dengan kami berempat. Namun dengan mengejutkan dan tersirat ketulusan, mas supir justru menyuruh dua perempuan tadi naik ke angkot kawannya yang memang lebih sepi penumpang.

 

Kekaguman saya jelas terpancar di wajah, dan jika saya tak salah membaca suasana, penumpang lain menangkap aura kebaikan yang serupa.

 

"masih banyak orang baik di jalan kering kerontang Surabaya" begitu pikir saya.

Tiga kebaikan kecil dari seorang supir angkot setidaknya telah membuat empat penumpang saat itu turun dengan sebuah keyakinan bahwa memang masih banyak orang baik.

 


You Might Also Like

0 komentar

wanna say something? ^^