kepompong (yang mengajari saya menari di tengah hujan)
"Persahabatan bagai kepompong. Mengubah ulat menjadi kupu-kupu"
begitulah sebuah lirik lagu berbunyi. dan itulah juga yang sering terjadi. ini adalah tulisan yang saya temukan diantara tulisan berdebu di note facebook. kejadiannya 21 Januari, di kala saya masih memakai seragam putih-abu.
"liburan yang menyenangkan walaupun hari-hari sebelumnya seperti ruangan gelap karena terlambat membayar tagihan listrik.
aku, reni, adam, bagus, gita, dan renny, bermula dari kejenuhan menghabiskan waktu liburan tanpa petualangan. kita memutuskan pergi walau tak jauh, menghirup udara liburan yang identik dengan sebuah kebebasan dari rutinitas untuk mengerjakan PR dan berkutat dengan ulangan
pagi itu cerah serasa awan kelam pun cuti menampakkan diri. Namun semua berubah tanpa permisi untuk menyuramkan langit dan menyembunyikan senyuman mentari. Mendung datang dan hati pun mulai kalut. “byuuuuuuurr” hujan pun tak tertahan tumpah membasahi liburan ini . Tanpa sungkan sang tetesan air hujan perlahan namun pasti makin membuat kami menggigil seraya dengan super keotomatisannya gerombolan gerutu pun menetes dari bibir kami
Kami pulang. Beberapa jam kami sampai dan mencoba memperbaiki penampilan. Entah angin apa yang terhembus waktu itu hingga dengan segera tawa memecah suasana, tetangga tertawa melihat aku dan yang lain basah kuyup serta mengertakan gigi tanpa remote control.
sontak saja kami pun merasa konyol, langit pun tak mau ketinggalan untuk beri peertanda yang indah, aku mempelopori untuk melepas alas kaki dan keluar dari teras rumah itu, menengadahkan wajahku melihat betapa indah cara langit menumpahkan air kehidupan. Aku mulai tersadar ini terlihat sangat bodoh di mata para sahabatku dan yang paling bodoh mereka mengikuti kebodohan ku ini. benar memang, "good friends never let their friend, do silly things ... alone" Mereka turut terjun dan kita pun bernyanyi. Menikmati liburan indah ini dengan patuh pada kata peribahasa 'sudah basah mandi sekalian'
sebenarnya simple. Dari kehujanan jadi hujan-hujan, sebuah pembiasan dari metamorfosa ulat menjadi kupu-kupu yang harus melalui tahap menjadi kepompong. Dan kepompong inilah yang aku beri nama “ persahabatan “
aku bersyukur Tuhan membuat perahu ku singgah ke sebuah pelabuhan yang bernama persahabatan, saat aku lelah mendayung dalam samudra perjalanan kehidupan. Di pelabuhan ini aku belajar, mengerti bahwa mentari selalu bersinar dengan indah jika kita menikmatinya, aku mencoba memahami betapa suci udara pagi saat kita tahu bahwa di belahan lain dari bumi dan tatanan galaksi ini ada sudut yang terjamah oleh molekul udara yang menyejukkan hati."
sumber foto : www.livethroughtheheart.com |
Banyak hal indah yang Tuhan ijinkan aku pelajari melalui sebuah persahabatan.
dan kali ini, mengingatkan saya pada sebuah petuah terkenal
"life isn't about waiting for the storm to pass, it's about learning how to dance in the rain"
0 komentar
wanna say something? ^^