Welcome to our website !

Tentang Sesuatu

Segalau apapun, pasti tetap tentang sesuatu, entah Tempat atau Teman, entah Pendapat atau Pengalaman.

kecenderungannya hanya satu: kebetulan selalu terjadi.

By Sabtu, Desember 28, 2013 , ,

Minggu terakhir di tahun ini adalah liburan yang berkualitas. Seperti kata penulis buku Geographical of Bliss, mereka yang penya waktu untuk membiarkan pikirannya berkeliaran justru bisa lebih mendalami apa yang terjadi di sekitarnya. Perkataan itu ditujukan untuk menjelaskan orang Eropa yang menghabiskan banyak waktu di kafe, untuk ‘merenung’ dan akhirnya melahirkan banyak ilmuwan serta filsuf hebat. Sepertinya perenungan demikian telah membius saya di liburan ini. Bukan, bukan tentang hal yang sangat rohani atau dramatis. Hanya memaknai kembali bagaimana sebuah pertemanan dimulai.

Percakapan intens saya dengan seorang kawan yang saya kenal tahun lalu membuat saya menyadari kecenderungan yang sama dalam hidup ini, ya dalam hidup saya.

Tidak ada yang kebetulan, itu benar dan filosofi ini sudah sangat populer. Seperti satu ucapan di film full house “takdir adalah serangkaian kebetulan yang menuju pada satu titik yang sama”

Antara kebetulan dan pertemanan, dua hal berbeda konteks yang dalam eksekusi lapangannya sangatlah berkaitan. Ada begitu banyak kebetulan yang membuat sebuah pertemanan bahkan persahabatan di mulai. Seseorang yang tidak pernah kita dengar namanya, yang tidak kita kenal melalui komunitas terdekat kita (kelas di sekolah, ataupun di jurusan saat kuliah), yang tidak pernah kita rencanakan pertemuannya, mungkin menjadi seseorang we can count for a lifetime.
Kita bisa memulai pertemanan dimana saja dan kapan saja, baru kemarin saat malam natal saya berkenalan dengan dua orang perantau baru di Surabaya. Satu orang dari Jakarta, dan satu yang lain dari Jogja. Kami bersebelahan saat malam natal, kami ngobrol bertukar pin dan tidak disangka keakraban kami layaknya kawan yang sudah lama mengenal. Entah sampai kapan ini bertahan, mungkin hanya sebentar seperti euphoria tahun baru yang paling lama bertahan hanya dua minggu. Tapi kenapa berusaha menebak? Cukup tetap jadi orang yang positif, sambut setiap orang baru dengan kehangatan. Seperti kata Sidney white “awalnya saya hanya ingin diterima, namun saya sadar kita semua ingin diterima.” Dan karena itu, saya ingin berusaha memperlakukan orang yang saya kenal baik lama ataupun baru saja, dengan sebaik-baiknya.

Tidak ada yang membenci sebuah pertemuan, entah itu akan bertahan atau tidak nantinya. Bahkan ketika hanya berujung “mengenal,” itu tetap layak disyukuri. Mungkin seperti saya dan twin saya, Limbong. Kami kebetulan berkenalan di sebuah acara di Bali, dan ‘secara ajaib’ saya menemukan dia adalah saudara kembar saya yang terpisah, karena ulang tahun kami persis sama. Tapi itu hanya euphoria semata, pada kenyataannya saya tidak pernah benar-benar berbagi apapun dengan dia kecuali sebuah buku untuk hadiah ulang tahunnya. Tidak ada cerita yang pernah kami bagi. Tapi tidak semua kisah seperti itu.

Kadang kebetulan membuat kita menemukan rekan terbaik di kala hidup ada di titik terburuk. Seperti antara saya dan Fro (Daniel Jones Bernadi). Kami mengenal tanpa sengaja karena sama-sama ikut UM UGM di Jogja, dan sama-sama ditolak lalu sama-sama diterima di UNAIR. Bahkan saat ini, ketika dia punya seorang kekasih, dia masih mau menjaga percakapan kecil kami. Dan jangan tanya, ketika saya insomnia, dialah yang akan saya cari. Saya membayangkan jika saat itu SMA saya dan SMA-nya tidak join bus untuk UM UGM di Jogja dan jika salah satu dari kami diterima di UGM, mungkin dia hanya akan jadi someone-I-know but will never be my friend. Untungnya semua ‘jika’ itu tidak terjadi.

Kadang kebetulan juga menuntunmu ke orang-orang yang membuatmu belajar. Misalnya belajar gigih meraih cinta (asik bahasanya ya :p) yang saya sadari beberapa hari yang lalu dari Rado, kawan dekat Limbong, yang sedang berusaha memenangkan hati sahabat cewek terdekat saya. You-might-know-who-is-she.
Mungkin lebih dari itu, membuat belajar memaknai apa yang terjadi. Seperti bagaimana kebetulan mempertemukan saya dengan kakJo. Di mulai di natal 2010. Kami menjadi sama-sama perantau yang kebetulan menghabiskan hari penuh sukacita dan kedamaian tidak bersama keluarga di rumah. Melalui percakapan online facebook, kami janjian pergi ke ibadah natal bersama, padahal tidak pernah berkenalan secara tatap muka sebelumnya. Banyak yang saya pelajari dari kakak ini, tapi yang terpenting saya menemukan seorang yang selalu bisa saya usik dengan cerita-cerita gembira ketika saya jatuh cinta, dan cerita muram ketika patah hati. Saya tidak mau membayangkan, jika hari natal itu saya memilih pulang kampung, mungkin saya tidak akan menemukan sahabat baik seperti kakJo.

Kebetulan juga tidak jarang membimbingmu ke seorang kawan yang menularkan antusiasme tinggi dalam hidup. Seperti antara saya dan Arya. Jika dia dan kawan saya tidak pernah jadian, mungkin kami tidak akan mengenal. Bahkan setelah dia dan kawan saya berhenti memadu cinta sekitar 2 tahun lalu, bahkan walaupun dia sempat pindah ke Bogor, kami tetap akrab hingga hari ini. Saya telah menjadi temannya sejak dia gandrung skate board, capoeira, dan sekarang beatbox, dan saya harap ketika hobinya lagi-lagi berubah, saya tetap jadi temannya. Dia menjadi teman yang sangat antusias pada banyak hal, dan kamu pasti tahu antusiasme itu seperti rasa kantuk, bisa menular tanpa kita sadari.

Dan mungkin, kebetulan juga yang mungkin akan membawamu setapak demi setapak pada seseorang yang ingin kau doakan setiap hari. Seperti saya hari ini dengan seseorang yang berusaha mencari alamat blog saya sekarang, Riyan. Bermulai dari bercandaan di perjalanan Jombang-Surabaya antara BPH PMK ITS dan BPH UK3 UA, dan bermula dari kepatuhan saya terhadap suruhan Beetho (kawannya) untuk sms dia di hari ulang tahunnya yang menjadi permulaan kedekatan kami hingga sekarang.

yang istimewa dari sebuah pertemanan adalah tidak ada status 'mantan', kita tidak bisa mengubah status apapun. Bahkan antara saya dan Limbong, saya tidak akan menjuluki-nya “mantan kembaran.” Sama seperti tidak akan ada mantan ayah atau mantan ibu, sepertinya juga tidak akan ada mantan teman atau mantan kenalan apalagi mantan sahabat J dan itu kabar baiknya! yang ada hanyalah istilah "kawan lama" bukan "mantan kawan." Kecuali, Anda memilih untuk mengakhiri itu, memberikan sebauh batas akhir pada relasi yang tidak harus berakhir.

Sepertinya di tulisan lain, saya pernah mengatakan ini, tapi biarkan saya ulangi. Hal paling saya syukuri dan saya banggakan di dunia ini, setelah keselamatan dari Pencipta saya, adalah orang-orang yang Tuhan ijinkan hadir. Saya tidak bisa membanggakan fisik saya, apalagi bakat saya. Saya bukan orang jenius, dan sangat payah di dunia olahraga dan seni. Tapi di tengah keterbatasan dan ketidaklayakan ini, Tuhan anugrahkan banyak banyak sekali orang yang akan melipatgandakan sukacita di hari bahagia, dan mengangkat saya lebih tinggi ketika saya sudah menyerah dan menempelkan wajah ke bumi. Apa yang bisa saya kata?
kecenderungannya hanya satu: kebetulan selalu terjadi.

Orang-orang itu semua lahir dari ‘kebetulan ajaib’ yang Dia rancangkan. Mereka yang memeriahkan hidup saya yang entah akan berujung pada usia berapa. dan mungkin menjadi seperti Richard Parker untuk seorang Pi, yang membuat gairah untuk hidup tetap ada.
saya anjurkan anda mengamati film Life of Pi, ada begitu banyak kebetulan yang terjadi, dan semua berujung pada satu kisah yang membuat orang lain dan dirinya sendiri belajar tentang Tuhan. Kadnag tentang Hikmat-Nya, kadang hanya sekedar membuat kita mengingat bahwa Tuhan memang ada dan terus berkarya.

jadi.. jangan takut, karena yang mengatur kebetulan itu adalah Pencipta Semesta yang tidak akan pernah melakukan salah..


Selamat menjelang tahun baru!! Buka senyum lebar-lebar ke setiap orang yang kau temui, siapa tahu dia akan jadi sahabatmu selamanya!

You Might Also Like

0 komentar

wanna say something? ^^