Ayung dan Amir membuat saya bertanya
Bagaimana jika ada dua orang di satu lokasi yang sama. Orang pertama berprofesi sebagai ojek payung (sebut saja, si Ayung) dan yang kedua adalah seorang tukang semir sepatu (sebut saja dia, Amir)
Si Ayung memohon hujan deras agar ada rupiah-rupiah yang bisa dia hasilkan hari itu. Hanya berbeda gang, si Amir meminta panas terik, karena itu memperbesar kemungkinan permintaan akan jasa semir sepatu meningkat.
Nika Tuhan kita maha menjawab IYA, sesuai dengan kebutuhan, maka apa yg akan Dia lakukan?
Keduanya sama-sama membutuhkan pemasukan, apakah Dia akan menjadikan hujan di satu gang namun kering kerontang di gang sebelah?
Ilustrasi si Ayung dan si Amir yang saya dengar sekitar dua tahun lalu tidak berujung pada jawaban, namun saya pribadi meyakini bahwa Tuhan bukanlah Pribadi yg plin-plan. bukanlan Pribadi yg semena-mena mengubah cuaca (walaupun DIA mampu melakukannya), dan pastinya samasekali bukan Pribadi yang bisa diperintah oleh Manusia Berdosa.
Dengan dasar itu, saya terheran seberapa sering celetukan permohonan, baik dalam bisikan iseng ataupun doa serius, Dia kabulkan?
(mungkin) Tuhan telah merencanakan untuk melakukan sesuatu. Rencana itu (mungkin) sudah ada sebelum permohonan muncul di hati manusia yang bersangkutan. Dia sendiri dengan segala kedaulatan yang Kudus (mungkin) menaruh sebuah keinginan sesuai dengan hal yg memang Dia akan berikan, yang telah Dia siapkan.
Apa tujuannya? sederhana, supaya manusia tersebut merasa diteguhkan tentang sosok Pribadi yg peduli, dan ucapan syukurpun melimpah.
Mari mengambil contoh. Saya terheran bagaimana saya bisa dapat gelar sarjana di usia 20. Walaupun hanya dua hari sebelum usia 21 tiba. Dia menuruti keinginan, yang bahkan walaupun tidak dikabulkan tidak akan mengurangi rasa bangga saya akan gelar sarjana yang Dia (dan dosen penguji saya) percayakan.
Di kasus itu, (mungkin) Dia telah menetapkan bahwa tanggal 10 Juli akan jadi hari untuk gelar sarjana saya, namun untuk menambah sukacita seorang Claudya yang manja, Dia titipkan keinginan akan "sarjana usia 20" di hati ini murni karena Dia tahu, bahwa yg terjadipun akan demikian.
Saya tidak ahli memaparkan tulisan analisa semacam ini. Namun intinya adalah, (mungkin) Tuhan menetapkan dahulu sesuatu terjadi barulah Dia menaruh kerinduan serupa di hati orang yang bersangkutan. Saya tidak tahu beberapa "(mungkin)" yg saya tuliskan itu benar atau melenceng jauh sesuai kebenaran firman Tuhan.
Hanya, saya masih sangat yakin bahwa Tuhan bukanlah budak doa manusia. Dia bukan mesin doraemon. Lebih dari percaya, bahwa ada skenario yang jauh lebih agung, di setiap jawaban "IYA" ataupun "TIDAK" :)
(semoga suatu hari saya bisa dimampukan untuk sedikit menyelaminya lalh mengetahui, apa yang akan terjadi di episode lanjutan Ayung dan Amir)
0 komentar
wanna say something? ^^