berkata Terserah pada Pencipta
"silahkan ambil apa saja Tuhan, kalo ada sesuatu di dunia ini yang saya cari melebihi saya mencari-Mu"
Potongan doa polos ini diucapkan oleh seorang senior kenalan saya di persekutuan lintas kampus yang dia ketikkan di sebuah jejaring sosial tepat saat ulang tahunnya. Jika bagimu itu adalah doa yang mudah? maka standing applause bahkan sujud kagum mungkin harus saya dedikasikan. Karena hingga detik ini saya belum benar-benar berani dengan tulus meminta hal yang sama. Sisi pengecut terlalu takut kehilangan banyak hal di dunia ini yang kenyataannya memang menyenangkan.
Cinta saya pada Pencipta memang masih harus dipertanyakan. sangat dipertanyakan. Saya mendapati bahwa berkata "terserah" pasa Empunya hidup bukanlah hal mudah. Kalaupun mudah, itu jua bukan pilihan favorit saya. Sungguh saya ini hamba keras kepala!
Tidak jauh berbeda dengan kalimat doa pertama yang saya kutip di awal tulisan ini, kalimat "jadilah padaku seperti kehendakMu" juga tak kalah menguras kerendahan hati sekaligus keberanian yang tak terhingga. Lewat satu kalimat itu terkandung penyerahan diri yang luar biasa dan kepercayaan yang utuh, bahwa APAPUN keputusan Pencipta -bahkan walau membunuh mimpinya- adalah hal terbaik.
Lagi-lagi itu bukan pilihan yang akan saya idamkan. Bagi hamba bodoh dan egois ini, menemukan titik temu antara mimpi pribadi dan kehendak sang Khalik jauh lebih merdu terdengar.
Masih terbersit "semoga" agar saya dapat menemukan titik temu itu. Kalaupun tidak, mungkin memang waktunya bagi hamba tak berguna ini untuk belajar rendah hati berkata "terserah" pada Pencipta-nya :)
0 komentar
wanna say something? ^^