Welcome to our website !

Tentang Sesuatu

Segalau apapun, pasti tetap tentang sesuatu, entah Tempat atau Teman, entah Pendapat atau Pengalaman.

Dengan Satu Ginjal

By Minggu, September 11, 2016

Di sudut ruangan, saya duduk bersama dua murid perempuan. Tiba-tiba, salah satu diantara mereka mengangkat kaos menunjukkan area perut. Saya kaget. Walau sama-sama perempuan, tapi tindakan tanpa komando itu membuat saya sempat terperanjak.

turn your scars into stars
Source: 24.media.tumblr.com


miss aku lho uda ngerasain operasi

Seraya dia menunjukkan sebuah bekas jahitan yang sudah mengering. Bekas sayatan itu tak kecil, 13 cm panjangnya (sesuai konfirmasi orang tua yang bersangkutan) sehingga tak perlu menjelikan mata, saya sudah bisa menangkap operasi 'serius' telah berlangsung.
Remaja berambut semi-keriting itu lantas melanjutkan penjelasan. Ternyata sejak usia dua tahun, salah satu ginjalnya harus diangkat. Dengan beberapa alasan medis, saya menyimpulkan fakta bahwa sekitar 12 tahun sudah dia jalani hari demi hari hanya dengan satu ginjal.

dokumen pribadi
Keterangan: Salah satu ginjal tergencet kista yang cukup besar. William's tumor, sebutan medisnya.


Sampai disitu, perasaan saya bercampur. Lebih tepatnya kebingungan memilih respon yang tepat dan pantas.

Ada banyak sekali sebenarnya ketidakberuntungan yang dialami setiap insan. Murid saya hanyalah satu diantara jutaan kasus lain. Ketika sesuatu yang bahkan dia tidak bisa kendalikan, harus singgah, dan memberikan sebuah dampak yang seringnya tak nikmat. Entah perkara kondisi fisik, finansial, relasi yang retak, dan berbagai hal lain. Ketidaksempurnaan hidup itulah yang agaknya menjadikan konsep “harus kuat” menjadi begitu populer.

keep holding on

Dengan gentar saya mengajukan pertanyaan “Lalu… gimana kondisimu sekarang? dan pernah ngga kamu minder ama bekas operasi itu?”

“Semua normal miss” katanya lugas. Ternyata walau hanya dengan satu ginjal, belasan tahun dia dapat jalani dengan kondisi fisik prima, atau setidaknya tidak jauh berbeda dengan orang-orang lain. Setahun sekali memang masih harus menjalani check-up tapi selebihnya, gadis yang tahun depan akan mengenakan seragam putih abu-abu ini, menjalani berbagai aktifitas tanpa pantangan apapun.

“tapi soal minder.. ya pernah miss” begitu responnya menimpali tanda tanya saya yang kedua. “Dulu SD, pas ganti baju olahraga kan bareng-bareng, sering ditanyain temen itu luka apa”

Saya kira jawabannya hanya sampai disitu, tapi lanjutan pernyataannya membuat hati saya bergetar:

“tapi lho miss Tuhan uda baik banget sama aku, operasinya pas kecil jadi aku ga ngerasain apa-apa dan aku sehat-sehat aja sampai sekarang, jadi aku kebangetan miss kalau ga bersyukur”


Exactly! That kind of attitude is just adorable.

Sejatinya, kuat itu bukan menjadi senantiasa bahagia di tengah masalah,
Bukan pula soal berpikir positif yang berlebihan sehingga melakukan penyangkalan bahwa memang ada sesuatu-tak-enak terjadi. Kuat berbicara jauh lebih indah dari itu.

Kita jelas tahu tokoh Nick Vujicic dan lusinan orang lain dengan keterbatasan fisik namun menggoreskan karya luar biasa. Mereka semua orang yang begitu kuat menjalani hidup. Kesamaan murid saya dan mereka adalah sebuah attitude yang tepat ketika nasib seakan tak berpihak.

in this imperfect life, we can always choose our attitude about it

Pertama,
mereka menolak skenario victim playing yang berpotensi membuat mereka dapat menerima limpahan rasa kasihan. Mungkin nasib memberikan ketidakberuntungan tertentu pada kita, tapi kita selalu bisa memilih kita mau menjadi tokoh korban yang menyalahkan nasib dan mengemis rasa iba, atau menjadi seorang pemenang yang menginspirasi.

Kedua,
mereka fokus pada karunia lain yang Pencipta berikan. Alih-alih klise berpikir positif menyangkali kenyataan, mereka justru menerima utuh ketidakberuntungan itu, tapi tidak membiarkan diri terjebak di sana. Mereka tidak fokus pada apa yang tidak mereka miliki tapi fokus kepada segala berkat lain yang Pencipta sediakan.

Tiba-tiba saya teringat tentang sosok Morrie, yang ditulis dengan apik oleh Mitch Albom.
“Morrie tahu ia jadi korban nasib yang tak ada alasannya, tapi Morrie tak memilih menjadi marah. Dia memberitahu kita, masih ada orang yang berbuat baik dalam kekalahannya.”
Kalimat ini adalah refleksi yang merangkum attitude yang tepat dalam menghadapi sesuatu. 

Tidak marah dan tetap berbuat baik, bukankah butuh kekuatan besar untuk melakukannya?

Mungkin kita tidak terbatas secara fisik, tapi saya yakin di segala apa yang kita miliki, selalu ada ketidaksempurnaan. Levelnya berbeda tergantung kebijakan Pencipta, tapi yang jelas kita harus menjadi pribadi yang kuat.

Kuat untuk bersyukur, kuat untuk menjalani sesuatu dengan legowo, dan kuat untuk mampu menginsafi sesuatu yang buruk sebagai skenario terbaik.

Sudah kuatkah kita hari ini?



You Might Also Like

0 komentar

wanna say something? ^^