Welcome to our website !

Tentang Sesuatu

Segalau apapun, pasti tetap tentang sesuatu, entah Tempat atau Teman, entah Pendapat atau Pengalaman.

2017 dalam Rangkuman

By Jumat, Desember 29, 2017

Beberapa kali saya disedihkan sebab muncul anggapan betapa mudah dan gemilaunya kehidupan seorang Adiss, padahal jika ditelusuri dan melihat lebih dekat, ada pula momen penolakan, langkah iman penuh air mata, dan ketakutan. Kita semua mengalami gulatan itu, melalui tapak yang spesifik yang berbeda-beda. Ini milik saya.

Januari
  • Jual baju bekas di pasar
    • Hal ini jadi berarti untuk dicatat sebab setelah maju mundur beberapa kali, saya memberanikan diri untuk menggelar tikar di pasar dan menjual baju bekas milik saya dan milik Riyan. Hasil penjualan ini saya gunakan untuk jadi tambahan dana melakukan proyek kasih ke Panti Jompo
  • Boys Brigade Leadership Development Course
    • Semacam Pramuka, di sekolah tempat saya bekerja terdapat kegiatan yang bernama Boys Brigade. Di Januari saya diberi kesempatan menjadi utusan untuk mengikuti Leadership Development Course. Sebagai bonus saya diijinkan menjadi pembimbing bagi 9 anak dari berbagai sekolah, yang terungkap kemudian sangat cerdas, ga tahu malu, dan penuh semangat hingga akhirnya berhasil menjadi juara umum di kegiatan tersebut. #soproud

Februari
  • Editor
    • Setelah perjalanan panjang IGNITE, akhirnya Februari 2017 IGNITE resmi menerima kontribusi. Saya dipercaya menjadi editor perdana sebelum akhirnya menjadi ketua divisi kepenulisan di hingga 2018. Menyenangkan sekaligus menakutkan untuk memegang karya kontributor. Saya diharuskan lebih teliti dan jelaslah tanggung jawab ini membuat saya banyak membaca dan mengenal banyak orang
  • Aktif di kegiatan Ributrukun
    • Saya bersama dua rekan muda lain diminta tolong oleh pak Wepe untuk menghandle sebuah pelatihan yang digagas oleh RR. Banyak sekali bonus ilmu dan kawan baru di tengah tuntutan menjadi sabar nan telaten sebagai contact person.
  • Ditolak beasiswa Tempo
    • Tepat 13 Februari, saya harus merasakan pahitnya penolakan dari sesuatu yang sangat saya inginkan.

Maret
  • KANCA
    • Saya mengikuti festival berjudul KANCA di Jogjakarta. Senang sekali mendengar sharing dari berbagai orang yang kiprahnya mengesankan di jagad literasi Indonesia. Saya bahkan AKHIRNYA bertemu dengan kak Windy yang tumblr nya sudah saya ikuti sejak 2009, bertemu mbak Hanny yang super baik yang juga merupakan pengelola kamantara tempat saya awal-awal mulai menulis. Semacam bonus, saya bertemu Amrazing, Bernard Batubara, Aan Mansyur, dan terfavorit bertemu kak Theo dan kak Wesley. Moment ke Jogja di Maret ini juga membuat saya tak henti bersyukur sebab disambut dengan amat baik oleh mbak Vika dan pak Khun. Sebuah perjalanan yang terbaik.
  • Diterima di Sekolah Ciputra
    • ....namun akhirnya saya memilih tetap di Gloria. Keputusan yang tidak saya sesali.

April
  • Camping di Dieng
    • Pelesir ini menjadi sangat istimewa sebab saya menggandeng satu teman perempuan yang saya kenal dari kegiatan ekspedisi. Merasakan dagdigdug bensin habis dan pom tak kunjung terlihat hingga bertemu banyak orang asing yang sangat sangat baik.
  • Project As Their Wish
    • Sebuah ide untuk memberikan kado tepat sesuai keinginan bagi para oma opa akhirnya berwujud dalam tindakan. Rasanya senang bukan kepalang saat melihat ada satu oma bahkan berlari memamerkan tas barunya ke oma-oma lain.

Mei
  • Temu Raya Pemuda GKI
    • Kegiatan yang bertempat di Semarang ini memperbolehkan saya untuk mewancari Cameo Project. Sebuah kesempatan yang berharga, untuk terus mengembangkan kemampuan wawancara dan mengolah informasi. Selain itu saya dan beberapa teman diundang ke tempat mas Agus Tato pelayanan. Sebuah ruang berdinding pink di kawasan prostitusi dan preman, tempat banyak anak jalanan belajar di sore hari.
  • Kelas Tempo
    • Dengan kegigihan, akhirnya saya dapat menapakkan kaki di Tempo dan mendapat banyak sekali ilmu serta wawasan disana. Rasanya ajaib!

Juni
  • Proper Farewell
    • Saya dan anak kelas saya membuat sebuah acara farewell yang niat. Bertempat di satu hotel besar Surabaya, saya diijinkan untuk mengutarakan ucapan syukur saya yang begitu melimpah karena memiliki mereka sebagai anak kelas saya setahun akademis. Mereka bahkan menyiapkan kejutan kue tiramisu kesukaan saya dan satu kalung emas beserta liontin hati sebagai hadiah ulang tahun dan ucapan terima kasih. I can’t be more thankful.
  • Saying goodbye
    • Tiga teman dekat saya berpamit bersamaan. Ivana, ce Jessica, dan Wisye. Rasanya hati menjadi remahan-remahan kecil yang siap dihembuskan angin Kenjeran. Terkhusus ce Jess, teman suka duka. Saat dia sudah resmi pindah, ada semacam perasaan jetlag. Rekan kemana-mana bareng harus pergi, dan saya harus mulai membiasakan itu. Perpisahan, memang tak pernah enak.

Juli
  • Jadi bridesmaid
    • Keempat kalinya menjadi bridesmaid, dan PERTAMA KALI dalam hidup harus mengenakan warna baju merah. Hanya demi sahabat. Momen ini juga membuat saya mencicipi enaknya kota Salatiga.
  • Birthday
    • Saya harus menahan tangis bahagia seharian, melihat usaha keras kekasih saya menghadirkan kejutan dan sebuah ulang tahun yang amat manis. Pertambahan usia tepat menjadi seperempat abad, membawa beban sendiri tapi hari itu, tepat 12 Juli, saya tahu Tuhan amat baik. Tak perlu kuatir. Dan terungkap ternyata... usia ini menjadi begitu berharga sebab saya diajari banyak hal.
  • Pelatihan inspiratif
    • Sekolah saya mengundang ibu Weilin Han dan membuat saya belajar SANGAT BANYAK. Begitu banyak materi yang bukan saja mengisi otak namun juga menggugah hati.

Agustus
  • Jakarta Post!
    • Sebuah kejutan tengah tahun, tulisan saya diterima dan dimuat di Jakarta Post online. Rasanya bertambah ajaib, kala mengetahui tulisan itu berhasil menjadi most-viewed article dalam sepekan. Thank God!

September
  • Komunitas Guru
    • Kang Iden yang saya temui di pelatihan Tempo, mengenalkan saya pada komunitas Guru Belajar. Di bulan September, kebetulan (jika memang kebetulan itu ada), ada momen bincang bersama mbak Najeela Shihab. Saya beruntung dapat ikut sesi obrolan itu dan mendapatkan limpahan sudut pandang menarik soal pendidikan dari para guru, pegiat pendidikan, dan mbak Najeela Shihab sendiri.

Oktober
  • Bingkisan dari Warungsatekamu
    • Atas permintaan mereka, saya menulis soal Indonesia untuk merayakan HUT Kemerdekaan RI di bulan Agustus. siapa sangka, mereka menyediakan hadiah khusus yang sangat saya sukai. Buku berjudul God in Pursuit menjadi salah satu buku terbaik yang pernah saya baca. Tak lupa, saya memperhitungkan sebagai berkat sebab saya dapat berkenalan dengan Ary, content development dari website tersebut.

  • Melunasi Rumah
    • 4 Oktober jadi hari penting. Riyan dan saya memutuskan melunasi rumah. Sebuah keputusan yang saya ingat bukan sebagai pencapaian tapi langkah iman luar biasa. Kalau mengingat hari-hari itu, kami bergumul penuh air mata. Bagaimana jika tidak cukup, apalagi setelah drama Riyan sempat di-PHK sebab perusahaannya gulung tikar. Butuh iman besar untuk langkah ini, dan puji Tuhan, Dia memampukan.

November
  • Gagas CPNS (kedua kalinya)
    • Sudah berlelah-lelah hingga ijin tidak masuk, masih saja gagal. Ada hati yang remuk, bukan saja karena ditolak tapi karena pertanyaan besar: “setelah resign bulan Juni, akan kerja apa?”  Ada kemarahan yang tersirat, mengapa pula Dia tidak sekali saja mempermudah langkah saya. Hingga akhirnya saya berdamai, sebuah keputusan lagi dan lagi yang diisi jatuh bangun.
  • #kamitidakpenting
    • Sejak TRP, saya ‘direkrut’ menjadi bagian Kami Tidak Penting yang bergerak dalam pembuatan video. Sebuah pengalaman baru untuk membuat skenario, menulis naskah, hingga narasi. Bukan saja soal “apa” yang dikerjakan namun juga “dengan siapa”. Rasanya hanya ada syukur yang diselingi penuh tawa untuk berada di tengah enam orang yang sangat nyentrik tapi penyayang.

Desember
  • Tulisan terbit (akhirnya) di Magdalene.co
    • Ini kebanggaan tersendiri bagi saya, sebab sudah beberapa kali saya harus menelan pil pahit penolakan. Tulisan soal CPNS dan kesukuan ternyata mendapat banyak respons, dan untuk itu syukur saya bertambah.
  • Project berbayar
    • Tuhan tahu, di 2018 khususnya, saya akan membutuhkan sokongan dana yang tak kecil. Apalagi dengan belum jelasnya tapak karir pasca kontrak sebagai Guru berakhir di Juni 2018. Dia mengijinkan jalan berkat-Nya terbuka, dengan berbagai cara. salah satunya dengan tugas menjadi scriptwriter bagi video prewedding. Lagi-lagi pengalaman baru, dan tambahan rupiah yang lumayan.
  • Eleos Project
    • Setelah mengevaluasi bisnis Cerryls and Co. saya memutuskan membuka satu bisnis yang lingkupnya bukan saja kartu ucapan. Dalam satu bulan ini, Eleos Project (demikian saya memberi nama) telah berkembang pesat. Semoga semakin dipilih dan diperhitungkan dalam bisnis paperie kreatif.
  • Kesaksian di gereja
    • Ketika panitia natal GKI ressud menghubungi saya untuk membagi kisah secara live di empat kali ibadah, saya gentar. Jelaslah kemampuan public speaking saya tak baik. Hanya karena Anugerah saja, saya cukup berani berbicara di depan jemaat. Walau tak sempurna, tapi setidaknya saya tahu ada beberapa orang yang boleh dikuatkan.
  • Pembicara talkshow
    • Keliatan keren ya judulnya? padahal talkshow ini hanya tingkat lokal yaitu untuk para siswa. Tapi saya sangat menghargai momen ini sebab entah bagaimana saya cukup kuat membahas soal pembullyan semasa kelas 6 SD yang saya rasakan, tanpa sedikitpun air mata. seorang Adiss yang (dianggap dan mungkin memang) jarang menguak bagian gelap dalam hidupnya pada orang lain, dapat melakukan ini. I’m so proud.


Dan inilah 2017 saya. Banyak “bonus:” yang Tuhan berikan walau tak banyak pencapaian besar seperti 2016. Saya melihat ke belakang dan menemukan kesetiaan Tuhan. Dia memberi kesempatan, membalut luka, menguatkan iman, dan menghibur dalam kekecewaan. Ada banyak kali di tahun ini saya disedihkan sebab muncul anggapan betapa mudah dan gemilaunya kehidupan seorang Adiss. Baik yang dikatakan, dipikirkan, ataupun diwujudkan dalam tindakan. Saya melihat banyak orang bahkan tak pernah mau bertanya lalu terburu membuat kesimpulan ini dan itu. Kita semua sama, sejatinya. Ada masa turun naik. 2017 ini menghadirkan banyak orang dan menelurkan banyak kesempatan. iya.. itu yang mudah tertangkap di sosial media. Padahal tahun 2017 juga diisi kekecewaan, pahitnya perpisahan, air mata yang sudah tanpa suara. Semua berujung pada satu kesimpulan: Tuhan di 2017 telah mengajarkan banyak hal.

You Might Also Like

0 komentar

wanna say something? ^^