Proyek Berbagi
Saya
membuka tahun ini secara mainstream. Jalan apalagi selain dengan menuliskan beberapa resolusi.
Salah satunya adalah keinginan kuat saya untuk aksi sosial kecil. Sebenarnya
ide ini sudah lama lahir di benak, namun kewalahan membagi waktu membuat saya menunda
wacana ini. 2016 berlalu, dan 2017 adalah saatnya! Konsepnya sederhana: “make your closet bigger and your heart nicer”
Saya memutuskan mengurangi barang-barang yang saya kira sudah sangat jarang saya pakai. Terkhusus pakaian. Saya pergi pagi-pagi dengan bermodal tikar, beberapa kresek, dan dua kardus pakaian saya dan satu kardus pakaian pacar saya. Proyek kecil-kecilan ini memang gagasan kami berdua.
Saya memutuskan mengurangi barang-barang yang saya kira sudah sangat jarang saya pakai. Terkhusus pakaian. Saya pergi pagi-pagi dengan bermodal tikar, beberapa kresek, dan dua kardus pakaian saya dan satu kardus pakaian pacar saya. Proyek kecil-kecilan ini memang gagasan kami berdua.
Awalnya sangat sepi. Rasanya muka
ini sudah saya pertebal hanya untuk berani menjajakkan jualan kepada ibu-ibu
yang lewat sepulang dari pasar. Tapi usaha
dan ketulusan tak sia-sia bahkan berbuah manis, walau membutuhkan waktu.
Seorang bapak datang dan menjadi pembeli perdana. Ia memborong beberapa kemeja
pria. Dua jam kami disana dan puluhan pakaian terjual. Hasilnya tak seberapa,
hanya 150 ribu rupiah. Tapi di baliknya ada limpahan bahagia. Rasa sukacita
ketika melihat nenek-nenek yang memborong ‘pakaian baru’ bagi cucu perempuannya
hingga memberikan diskon ke seorang ibu tua yang ingin membeli namun tak cukup
uang. Kepuasan juga lahir dari usaha untuk tidak konsumtif namun melihat hidup
kita lebih dari cukup. Dan terakhir, hati kami riang tak terkira karena uang
tersebut dapat kami alokasikan untuk berbagi sembako ke beberapa orang yang membutuhkan
di sekitar gang kosan saya.
Sudahkah kita produktif? Sudahkah kita peduli? Sudahkah kita berbagi? Karena negeri ini akan lebih baik, semua dimulai dari diri sendiri.
0 komentar
wanna say something? ^^