Welcome to our website !

Tentang Sesuatu

Segalau apapun, pasti tetap tentang sesuatu, entah Tempat atau Teman, entah Pendapat atau Pengalaman.

[part 10 - 35days in Thailand] - the real Internship Program

By Sabtu, April 13, 2013 , , , , , ,

Tentang magang ya, seharusnya ini jadi kisah paling panjang, karena 5 hari dalam seminggu, dari jam 8 sampai jam 5, selama empat minggu dihabiskan di wilayah Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok (KBRI Bangkok). FYI, KBRI Bangkok salah satu KBRI terbesar. Di lahan yang sama, KBRI Bangkok punya sekolah Indonesia-Bangkok, buat para diaspora Indonesia, dan juga wisma yang tergolong gede. Ada beberapa atase dan fungsi, tapi untuk program magang, tersedia lima pilihan: Fungsi Ekonomi, Atase Politik, Atase Perdagangan, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, dan Fungsi Penerangan Sosial Budaya. Nah, karena kami berenam maka kami diharuskan rolling di setiap minggunya.
bagian luar KBRI



Di minggu pertama, saya dan tsabitha berkesempatan ke PenSosBud. Kantor paling cozy deh, penuh barang display budaya. Atasan kami: Pak Gofar. Ada juga staff lokal (orang Thai) namanya Phi Namon, dan staff dari Indonesia, Mas Aji. Mereka berdua itu khas banget, mas Aji kayak mas beruang dan orangnya flat sekali, bikin gemes si anak-anak magang. Kalo phi (sebutan ‘kakak’) Namon, bahasa inggisnya agak lucu, tapi orangnya baik banget. Di minggu ini, kami berdua awalnya sudah kebagian tugas buat manage pertemuan radio dan majalah Thailand buat wawancara sama pak Lutfi Rauf (Duta Besar). Di minggu ini juga kami berkutat dengan Koran untuk membuat laporan dwi-mingguan. karena fungsi penerangan, jadi kantor ini sangat sering berurusan dengan media. Selain itu, yang paling seru ya, kami bantu nyiapin acara Angklung Night, pergelaran seni besar yang diadain KBRI dan mengundang orang-orang besar di Thailand. Sayangnya, acara itu berlangsung 12 Maret, dan kami sudah harus kembali ke ‘rumah’ tanggal 7 Maret-nya L
undangan angklung night

ohya, saya merasa tidak kebetulan ada di fungsi ini di minggu pertama, karena saya langsung kenal phi Namon yang akhirnya mengenalkan saya ke gereja BIC (Bethany International Church) di Bangkok, yang notabene melayani ibadah dalam bahasa Indonesia (dan Thai, dan English). Eh usut punya usut, dia ikut gereja di situ karena phi Namon emang lagi ber-relationship sama orang Indonesia yang udah lama tinggal di Bangkok. Orang Batak lhoo.. pas saya sadar, di kantor PenSosBud gak ada diplay kain ulos, ya sontak kaget lah, nah kan bang Haris (sekarang sudah jadi suaminya phi Namon) orang Batak, nah ternyata si abang dan keluarganya ini emang uda lahir dan besar di Thailand, jadi jangankan ulos, bahasa Batak-pun tak bisa tapi bahasa Thailand lancar. Akhirnya, ulos dari Bang Riswan –atas seijinnya- saya serahkan ke kantor PenSosBud, ya cara sederhana melestarikan budaya bangsa, walaupun bukan suku saya sih ^^


buku yang mengisi waktu luang
Di minggu kedua, saya di fungsi ekonomi, bareng si Putri. Kata Putri, nganggur banget di kantor ini, mana tempat meja kami ada di sejenis gudang -_- bukan di ruang utama. Ternyata, gak nganggur juga, saya dan putri ditugaskan menuliskan beberapa dokumen, dan membuat beberapa review. Kalo uda nganggur ya, di fungsi ini jadi krik krik banget, si putri watsapp’an mulu sama si Aris, cowoknya, nah saya? Hanya bisa bermain onet >,< yang berkesan karena saya bisa ikut sidang UNESCAP dan seminar kementerian luar negeri di IDIS (Institute of Diplomacy and International Study), yang menghadirkan orang penting kedua di kementerian luar negeri Thailand. Dua momen penuh ilmu deh pokoknya. Di kantor fungsi ekonomi ada pak Wasana, lulusan Unair, jadi ya semacam nostalgia, beliaunya cerita-cerita. Yang berkesan dari beliau, selain traktirannya, adalah pesan sederhana favorit saya: “kalau nikah sama anak teknik aja” dan satu lagi, quote-nya: “usia 20an itu adalah usia ketika dunia terlihat begitu misterius”


Di minggu ketiga, saya berpindah ke atase perdagangan. Menurut Bella dan Tsabitha yang sebelumnya disini, ini kantor paling hectic, dan ternyata itu benar. Hectic banget, telpon berdering tiap waktu. Di kantor di temani dua staff, satu mbak Merry orang salatiga, dan phi Prim, orang Thai. Dua-duanya seru abis, enak sekali diajak ngobrol. Ohya, ada bu Ida sebagai ibu Atase, orangnya tegas sekali, belajar banyak dari beliau. Selama di kantor ini, saya ditugaskan membantu membantu menjawab email perusahaan Thailand yang mau berbisnis dengan Indonesia. Misalnya tentang prosedur ekspor pelumas, perihal SNI, dan prosedur ekspor kaolin yang ditanyakan beberapa perusahaan Thailand. Ya cukup sibuk, tapi benar-benar belajar banyak. 

meja saya di atase perdagangan

Sebelum pulang ke Indonesia, bu Ida sempat mengajak kami makan malam eksklusif di Bayoke, titik tertinggi di Bangkok, lantai 89. Makan puas malam itu, karena bertipe all you can eat. Benar-benar ALL, dari sushi, pasta, chicken wine (pake wine asli di bumbunya, teman muslim tidak ikut mencicipi. Ini sulit ditemukan di Surabaya, akhirnya bisa coba!!), dan banyak menu dengan porsi semaunya. Yang berkesan dari makan malam ini adalah lima mas-mas yang nari dan nyanyi pake peralatan dapur, yang so entertaining! Setelah makan, kami bersama bu Ida, mbak Merry, dan phi Prim naik dan menikmati Bangkok dari atas, terasa mimpi menikmati ini :’) phi Prim juga sempat membuat kami have fun maen bowling di Siam Paragon. Kalo mbak Merry, ngajak gowes puter-puter taman, tapi saya gak ikut karena itu hari minggu dan tidak mungkin melewatkan ibadah ^^

bowling - Siam Paragon
phi Prim dan kami ber-6

Minggu terakhir, saya di atase pendidikan. lagi-lagi, kata temen-temen di atase ini nganggur pake banget, tapi untungnya saat saya disana, tidak demikian. Tugas yang saya lakukan, me-manage kunjungan beberapa universitas baik ke KBRI dan ke universitas di Thailand. Satu yang tidak saya duga adalah, saya kedapatan mempersiapkan acara Camp Tech, acaranya ITS yang berurusan dengan beberapa universitas besar Thailand. Ah, sepertinya saya emang berjodoh sama anak teknik :) (ngarep total). Hehe ohya, di atase ini ada pak Yunardi yang punya suara sungguh-sungguh berwibawa, dan sangat baik! Ada juga phi Meg, pak Darmanto, dan Mrs.Supit. cukup hectic di minggu itu, ‘nganggur’ sama sekali tidak ada, dan itulah yang saya cari. Udah jauh-jauh kesini, jangan sampai di kantor cuma duduk-duduk aja kan? ^^

thainichi institute, bersama pak Dubes
Selain kegiatan di kantor-kantor itu, pak Suargana, yang begitu baik juga membuat kami belajar tentang prosedur ke-konsuler-an J
Kami juga sempat diajak ke Thai-Nichi Institute bersama Bapak Duta Besar, Lutfi Rauf. Ini institute teknik, kerja sama Thailand-Jepang. Ah lagi-lagi merasa begitu berjodoh dengan anak teknik ^^ bahkan saat di negeri orangpun diijinkan mampir kampus-nya anak teknik
tarian Thailand dan Jepang - Thai-Nichi Institute

Bagian yang melelahkan dari magang Cuma satu: heels. 9 jam tiap harinya dengan hak tinggi, cukup menyiksa. Tapi overall, merasa sangat beruntung dan terberkati selama empat minggu magang disini ^^ puji Tuhan..

di taman deket apartemen, pulang magang

jam setengah 6 malam ini, masih terang gitu ^^



You Might Also Like

3 komentar

  1. Haloo saya tamara
    tanya dong, magang di kbri itu untuk semua fakultas atau tidak? thanks :)

    BalasHapus
  2. Syaloom..
    Perkenalkan nama saya Dave. Saya adalah mahasiswa jurusan international business administration di Unsrat. Kebetulan saya juga ingin magang di KBRI. Pas search di google, muncullah blog mbak ini.. saya jadi sangat tertarik untuk bisa magang di KBRI Thailand, dan kalau bole tahu, apakah KBRI Thailand masih menerima mahasiswa magang? Kalau ia, bagaimana prosedur dan kemana saya harus melamar?
    Jika memungkinkan, tolong informasikan kepada saya di dave.lie19@gmail.com
    Terima kasih atas perhatian dan informasinya.. God bless

    BalasHapus
  3. Halo. kenalkan saya Anto.
    saya mau nanya, kalau magang di Bangkok, apa tempat tinggalnya ditanggung sendiri atau disediakan oleh pihak KBRI?

    BalasHapus

wanna say something? ^^