Welcome to our website !

Tentang Sesuatu

Segalau apapun, pasti tetap tentang sesuatu, entah Tempat atau Teman, entah Pendapat atau Pengalaman.

Pemuda dan Pahlawan

By Senin, November 11, 2013

Sebenarnya siapa itu pemuda? Dan siapa mereka yang layak dikatakan sebagai pahlawan?

Film lawas berjudul GIE membantu memecahkah pergumulan nasionalis saya malam ini. Mungkin cerita ini bisa dimulai dengan quote indah dari toko Soe Hok Gie tersebut
“lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan”
Dan sembari saya mengetik ini, saya jadi ragu untuk melanjutkannya. Mengingat tulisan saya sebelumnya tentang upacara. Saya sudah menjadi orang munafik saat itu, demi tidak ‘diasingkan.’ Pertanyaannya, lantas apa saya layak membicarakan hal ini lebih jauh?
Biarlah. Mari menjadi sedikit bebal dan fasik, menasihati bahkan ketika saya sendiri tidak mampu melakukannya. Bukankah itu teladan dari para petinggi negara kita?

Kembali ke bahasan utama. Membicarakan pemuda, sudah bukan jamannya lagi mengkonotasikannya sebagai penggolongan usia. Pemuda nyatanya bukan batasan angka kaku di kertas, itu pendapat saya. Pemuda itu tentang jiwa, acap kali terdengar demikian. Pertanyaannya, jiwa seperti apa? Jiwa pengecut yang bahkan terkalahkan dengan budaya titip absen di kampus? Atau jiwa plagiat yang hobby comot pasang (co-pas) tulisan orang? Atau jiwa yang bermain aman, asal tidak dibenci, cukuplah. Atau justru seorang pencaci sejati, bukan untuk perbaikan hanya agar dikenal sebagai seorang muda yang kritis? Atau jiwa yang ditemukan membisu, menjadi secuil diantara yang terlupakan, tapi berjuang untuk yang mereka inginkan?

Seperti tulisan mainstream lainnya, yang terakhir adalah yang paling benar. Itulah pemuda. Mereka yang mau berjuang tanpa terlalu meributkan apa definisi perjuangan itu sendiri dan tau dengan pasti mengapa mereka berjuang. Pemuda bukan anak-anak yang tau berjuang, tapi tidak tahu alasannya. terkurung pada 'amanah agung' orang tua. Pemuda bukan pula lansia, yang tahu hal yang patut diperjuangkan tapi tidak punya lagi asa dan daya untuk melakukannya. Pemuda adalah pemuda, penuh energi, bergerak sesuai visi. seharusnya demikian.
Itu saja semangat pemuda tahun 1928 dulu, yang pada tanggal 28 Oktober berpuncak pada satu ikrar mulia di tanah subur ini. Mereka tau bahwa negeri ini terlalu beragam dan rawan perpecahan. Dan mereka bukan hanya tau tapi juga mau. Itu intinya pemuda. Mereka tidak diam berpangku tangan, pun tidak hanya memberikan kritik-kritik tanpa penyelesaian. Mereka berupaya sedapat mereka, dan disaat yang sama mereka sudah mendapatkan gelar pahlawan.
Pemuda adalah jiwa dengan semangat memperjuangkan apa yang mereka diyakini. Untuk dirinya sendiri. terangkum dalam satu kata: BERJUANG. Sedangkan pahlawan, mendasarkan perjuangannya untuk orang lain, untuk banyak orang lain, hingga tak jarang lupa memikirkan dirinya sendiri. Bisa diringkas pula dalam satu kata: BERKORBAN.
Pahlawan bukan hanya yang mau MATI untuk negeri ini, tapi juga yang mau HIDUP dan mengabdi untuk bangsa ini, bahkan ketika orang-orang lupa berterimakasih atas keringatnya.
Banyak orang yang layak dikatakan sebagai pemuda. Tapi siapa dapat menemukan pahlawan hari-hari ini?

Setidaknya marilah benar-benar menjadi pemuda. Perjuangan mimpimu, passionmu, idealismemu, dan terlebih imanmu! :) dan di sela-sela itu semua, mari sedikit berharap keajaiban, ada semangat pahlawan yang mampir dan hidup dalam jiwa kita.
Selamat Hari Sumpah Pemuda, hai (calon) Pahlawan. Dan selamat Hari Pahlawan, hai para Pemuda!

You Might Also Like

2 komentar

  1. Kalau terbit di Kompasiana, pasti sudah masuk headline nih artikelnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi
      pertama, saya rasa gak segitunya oke-nya bang tulisan ini sampe jd headline. kedua, saya gak ada akun di kompasiana :p

      Hapus

wanna say something? ^^