upacara
Mengikuti ritual dengan standar yang jauh dibawah idealisme saya sebagai
‘bekas’ murid desa.
Mungkin itulah keunggulan sekolah negeri terlebih yang di
desa, sekolah yang dibiayai pemerintah.
Entah karena keharusan atau seperti
apa, tapi agaknya di kota ataupun desa,
upacara bendera di sekolah negeri
dilaksanakan lebih serius dibandingkan di sekolah swasta.
Mungkin itu cara
mereka berterimakasih pada negara yang mengurangi biaya pendidikan mereka,
walaupun dalam hati juga mengutuk dan membenci.
Apapun motifnya,
saya bangga karena telah besar di sekolah negeri dan bertahun-tahun menikmati
upacara yang khidmat. Sedangkan di tempat saya mengajar, yang kedisiplinannya
jauh lebih tinggi,
tidak ada samasekali penghargaan akan berjalannya upacara.
Dua kali sudah saya mengikuti upacara sebagai seorang tenaga pendidik.
Dari dua
upacara itu saya kecewa, tidak ada samasekali greget kebangsaan.
Saya benci melihat bendera merah putih sudah
terpampang di tiang tanpa dinaikkan oleh petugas upacara.
Saya benci karena lagu Indonesia Raya dinyanyikan oleh speaker dan bukan pita suara paduan suara siswa.
Saya benci karena lagu Indonesia Raya dinyanyikan oleh speaker dan bukan pita suara paduan suara siswa.
Jangan heran nantinya, jika mulut mereka lebih vocal
mengutuki dibandingkan menghargai bangsa ini.
Dan saya terlebih benci pada
diri saya sebagai guru PKN,
yang bahkan tidak bisa melakukan apa-apa akan hal
itu.
Tidak cukup punya kuasa –atau keberanian- untuk mendobrak kebiasaan itu,
dan dengan menggerutu tertunduk lesu mengikuti ‘ritual wajib’ kebangsaan yang
tanpa arti.
3 komentar
Setuju sekali dengan pemikiran anda miss adis.. Sbg sesama guru yg juga merasakan tidak adanya semangat nasionalisme di kalangan "pemuda" pada upacara sumpah pemuda. Ironi. -stephanie
BalasHapusWah baru keturutan baca tulisan yang satu ini nihh.. Sangat setuju dengan tulisannya. Tapi mungkin satu hal yang aku tambahkan adalah waktu aku SD, SMP bahkan SMA di sekolah swasta dulu masih terasa khidmat juga kok kak, mungkin karena teknologi yang sudah maju ditambah persoalan di dalam negeri yang terkesan serba amburadul ditambah sikap yang kurang nasionalis sebagai pelengkapnya membuat terbentuknya sikap yang terkesan 'menyepelekan' seperti ini.. Menurutku sih begitu.. hehehe.
BalasHapusbener dit.. kesalahanku ditulisan ini adalah krn terlalu menggeneralisasikan swasta vs negeri. tapi yg benar dulu vs sekarang. thanks Dit responnya :D
Hapuswanna say something? ^^