Welcome to our website !

Tentang Sesuatu

Segalau apapun, pasti tetap tentang sesuatu, entah Tempat atau Teman, entah Pendapat atau Pengalaman.

Secuplik Masalembo

By Minggu, Juni 28, 2015 , , , , , ,

Kapal Miami kami sampai pagi-pagi disana. Pikat matahari yang baru gagah di langit terpantul jelas di lautan jernih sekitar pulau ini. Antara dermaga menuju pusat aktivitas masyarakat terjejer banyak kapal nelayan. Pulau yang berbentuk U landai ini memiliki kehidupan yang tidak jauh berbeda dengan desa kecil di pulau Jawa. Image seram dan terpencil yang ditayangkan oleh sebuah serial televisi samasekali tidak terbukti.




Masalembu, bukan Masalembo! Itulah koreksi pertama saya. Pulau ini masuk dalam kabupaten Sumenep, Madura. Tidak banyak yang berbeda dari penampakan desa-desa di Jawa, ruas jalan yang tergolong sempit, aktivitas pasar tradisional yang ramai, jejeran toko-toko kecil, dan harga makanan yang murah. Benar-benar murah! Sebagai sarapan, saya dan (lagi-lagi) dua kawan dari ITS, Diah dan Marqi, terbelalak heran ketika kami menikmati semangkuk makanan berkuah yang mereka sebut sebagai 'soto' hanya 2500 rupiah per porsinya. Ada lontong, toge, bumbu kacang, suwiran ikan tongkol, dan kuah kaldu ikan. Salah satu makanan paling unik yang pernah saya jumpai. Di pulau ini hampir semua makanan berbahan dasar ikan, maklum itulah yang paling mudah dicari. Sapi disembelih hanya saat Idul Adha dan Idul Fitri, begitu keterangan ibu penjual soto berkerudung merah gelap.

Masyarakat disana juga tergolong modern yang lancar berbahasa Indonesia, kontras dengan pulau tempat saya mengabdi. Kondisi fasilitas juga cukup membanggakan, ada listrik 24 jam, berdiri pom bensin, tersedia sinyal yang memadai, serta beberapa toko pengisian pulsa. Image 'terpencil' sama sekali tidak benar. Jika ingin menyaksikan wujud berbeda petualangan Indonesia, saya kira Masalembu cocok diperhitungkan sebagai destinasi. Lautnya indah, masyarakatnya ramah, dan tidak terlalu sulit untuk 'bertahan hidup' disana. Untuk menuju ke pulau yang mayoritas berbahasa Madura itu, tidak ada jalan lain selain melalui jalur laut. Hampir semua kapal perintis singgah di Masalembu, dikarenakan adanya dermaga yang tergolong bagus.



Di perairan sekitar Masalembu memang sudah terkenal dengan arus segita bermuda. Bukan hanya mitos, kecelakaan memang pernah terjadi bertahun lalu, membuktikan keganasan segitiga itu. Titik pertemuan tiga arus yang jelas mengalahkan para pelayar amatir. Para awak kapalpun mengakui perbedaan signifikan arus di perairan sana.

Walau hanya sebentar menginjakkan kaki di Masalembu, tapi setidaknya saya dapat membawa oleh-oleh fakta bahwa apa yang ada di serial televisi berjudul Masalembo itu sepenuhnya salah.

Jangan takut untuk singgah, Masalembu indah dan ramah, sumpah! :D

You Might Also Like

2 komentar

  1. Sumenep itu kabupaten Dis bukan provinsi.
    Dan nama makanan soto dengan sambal kacang itu adalah Rujak Soto, tapi yg di sana kayaknya malah dikasih suwiran ikan tongkol ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih koreksinya bang :D
      iya sempat ngira itu rujak soto, tapi kok pake tongkol.. hehe

      Hapus

wanna say something? ^^