Roti Bakar dan Sekendi Air
Ada sebuah kisah, tentang seorang nabi bernama Elia.
Setelah melakukan banyak perkara, dia diperhadapkan pada ancaman bahaya.
Seorang bernama izebel menggertak menghabisi nyawa.
Walau nabi, dia hanya manusia.
Rasa takutpun melanda.
Dia memilih menjauh dari realita.
Murung menyendiri, lalu malaikat Tuhan menghampiri.
Disedikan roti bakar dan air sekendi.
Tapi di dalam hati, Elia tidak mengerti.
Satu yang dia mau adalah Izebel mati, agar cemas di hidupnya bisa pergi.
((blogpost ini dikembangkan menjadi artikel renungan, dapat di baca di https://ignitegki.com/article/111-kisah-roti-bakar-dan-sekendi-air-sebagai-pengingat-kebaikan-tuhan)
Namun Pencipta memang tak terduga. Izebel mati tak di jaman Elia.
Walau mampu, tapi Allah menunda kematian sang sumber bahaya.
Elia hanya diperintah, untuk tetap melangkah.
Di sela itu semua, Elia berharap disapa oleh Allah.
Lewat hal luar biasa seperti badai dan gempa.
Namun tak dia dapati sapaan Pencipta.
Justru di angin sepoi, kelembutanNya nyata
Ribuan Tahun berikutnya, seorang Claudya mengalami yang serupa walau tak persis sama
Menanti jawaban doa dalam waktu yang lama.
Dari yakin, berubah marah. Dari Khawatir hingga mati rasa.
Bagaimanapun, kisah Elia mengingatkan pesan berharga:
"kebaikan Tuhan bukan hanya tentang solusi atas masalah,
tapi juga tentang rangkaian pemeliharaan selagi menunggu solusi itu tiba."
0 komentar
wanna say something? ^^