Merayu dengan Tanda Seru
kadang saat kamu sudah benar-benar lelah, Tuhan merayu dengan mengabulkan harapan yang hanya kamu bisikan atau menyelipkan semangat lewat pujian sekitar :)
Seharusnya tulisan tentang ini sudah terpampang disini sebelum tahun berganti. Ketika sepi kabar baik, dua hidangan penutup tahun 2014 adalah kabar saya memenangkan lomba menulis cerita travelling inspiratif dari Kompas dan kabar menjadi kontributor Love Journey. Dimulai dari meneliti jejak karir senior jurusan saya, Mas Lalu Abdul Fatah yang memang serius berkecimpung dalam dunia menulis, sayapun tergoda melakukan strategi yang tidak jauh berbeda (walaupun sepertinya dalam kadar yang masih terlampau tak sama). Bermula dari kesetiaan mengikuti lomba-lomba lalu menjadi kontributor, menerbitkan buku sendiri, lalu berkarir di dunia literatur. Terbersit keinginan serupa untuk menerbitkan buku. Itu pendeknya. Sama seperti pegiat mimpi lain -tidak bisa disangkal- ada kalanya memang kita merasa impian kita terlalu muluk dan ada saatnya kita bahkan mempertanyakan bijaksanakah pilihan untuk ngotot terhadap satu intuisi. Di tengah saya mengalami itu, Tuhan yang Maha Asik memperlihatkan restuNya lewat satu prestasi kecil ini. Dia selalu layak terhadap prasangka baik kita.
Soal antologi, sebenarnya ini yang kedua. Tulisan pertama saya yang terabadikan dalam buku adalah lewat buku Share His Glory, yang diterbitkan oleh Gereja. Walaupun memang berlabel "untuk kalangan sendiri" tapi setidaknya saya tahu ada beberapa orang yang tidak saya kenal yang sudah membaca kisah saya dan berharap mereka terberkati olehnya.
Keinginan saya tiba-tiba bertutur tentang ini disponsori rasa bahagia yang memuncak satu pekan penuh yang lalu. Tautan menuju salah satu tulisan saya berkeliaran di sosial media dan memancing ratusan pengunjung di blog usang ini. BEYOND EXPECTATION. Berbagai kawan bahkan menghampiri dengan genggaman apresiasi. Sungguh itu bermakna besar, belum pula kenyataan melihat ucapan terimakasih karena tulisan saya tersebut telah menyadarkan sesuatu. Sepertinya itulah keindahan membagi tulisan. Sebuah hobi yang hampir saya kubur mati. Satu teman bahkan datang dan dengan tulus berkata "terima kasih karena sudah menulis ya dis." Bagi saya, baik prestasi menulis ataupun apresiasi pembaca adalah cara Pencipta merayu saya untuk tetap menari dalam kata.
Entah kapan dan entah apa bisa saya merealisasikan mimpi menerbitkan buku, masih tanda tanya. Pencipta hanya merayu dengan tanda seru: " tetaplah menulis!"
0 komentar
wanna say something? ^^